Segera Resolusi Diri

Kamis, 07 Januari 2010

TEMPO Interaktif, "Sekarang sudah 3 Januari dan gue belum punya resolusi tahun baru," Andi berseru kepada temannya sambil menyeruput secangkir kopi. Dua temannya yang ngopi bareng di sebuah kafe di bilangan Kemang, Jakarta, malam itu cuma tersenyum. "Gue malah ngerasa enggak berbuat apa-apa. Maksudnya, orang lain siap menggebrak dengan resolusinya, sedangkan gue tak punya sebiji pun. Seperti tertekan."

Kalender lawas sudah tersobek, saatnya merealisasi resolusi tahun baru. Namun, dari mana kebiasaan tersebut datang? Haruskah kita punya sendiri? Dan bagaimana Anda menggerakkan niat meraih sukses?

Ide menyambut tahun baru sudah berlangsung sejak masa lampau. Di dunia Barat, hal itu dimulai pada periode Romawi. Januari diambil dari dewa Romawi, Janus, dewa awal dan akhir. Janus diyakini punya dua wajah--menghadap ke depan dan satunya lagi ke arah belakang. Maka pada bulan Januari kita diingatkan bahwa satu tahun sudah lewat dan ke depan untuk tahun baru. Resolusi-resolusi kita bisa membantu kita untuk mengentalkan harapan dan setumpuk aspirasi.

Maka sebagai hal yang baik, cobalah ambil waktu untuk merenung. Anda bisa melihat lagi kesuksesan dan kesalahan setahun lalu, serta memulai yang baru dengan tujuan spesifik yang ada dalam benak Anda.
Di Amerika Serikat, resolusi tahun baru begitu populer. Bahkan pemerintah Amerika Serikat punya situs khusus bertitel "Resolusi Tahun Baru Terpopuler". Berikut ini beberapa isi resolusi itu.
- Menurunkan berat badan
- Mengelola utang
- Menabung
- Beroleh pekerjaan yang lebih baik
- Lebih sehat
- Meraih pendidikan lebih baik
- Mengurangi minuman beralkohol
- Stop merokok

Kita bisa lihat bahwa separuh resolusi berhubungan dengan obesitas, utang, minum, dan merokok. Artinya, targetnya adalah memangkas kebiasaan buruk. Sisa separuhnya bersifat afirmatif, seperti menabung, meningkatkan pendapatan, lebih bertubuh langsing, dan memajukan kecerdasan.

Ada juga mimpi-mimpi besar. Mungkin liburan impian atau mimpi punya rumah, termasuk hobi dan karier impian. Memang tak ada salahnya mempunyai mimpi besar. Namun segalanya tak bisa datang cepat. Mungkin saja butuh waktu panjang untuk mewujudkan harapan semacam itu. Namun tak ada salahnya menjadikan mimpi-mimpi itu sebagai rencana lima tahun ke depan.

Ada satu problem krusial yang terjadi pada sebagian besar orang tentang resolusi tahun barunya, yakni mereka hanya memegangnya selama sepekan pertama. Fenomena ini dikenal baik dalam dunia fitness. Pusat-pusat kebugaran di banyak tempat di Negeri Abang Sam biasanya sangat penuh pada pekan pertama dan kedua Januari. Lalu jumlah pengunjungnya jadi merosot setelahnya. Sejauh mana Anda sadar seperti problem tersebut?

Cara sederhana untuk menangkalnya adalah menulis resolusi itu. Ini mungkin biasa dan konsisten diberi nasihat oleh para penceramah motivator dan pengarang buku. Pasalnya, ada sesuatu hal psikologis yang bisa terjadi kala Anda menulis secara jelas target atau keinginan itu. Misalnya tulis resolusi, lalu tempelkan di cermin atau pintu kulkas. Dengan menuliskannya secara spesifik, hal itu bisa membantu mencapai yang diinginkan.

Akhirnya, jika Anda ingin mengembangkan sukses, putuskan membuat suatu rencana konkret. Contohnya, jika resolusi Anda adalah punya uang lebih selama setahun ini sebanyak Rp 6 juta, bagaimana caranya? Sisihkan pendapatan Rp 500 ribu sebulan? Menabung Rp 110 ribu per pekan? Atau berhenti menghabiskan uang rokok saban hari Rp 17 ribu? Ayo, segera tulis resolusi!

0 comments

Posting Komentar